Skip to main content

Asma, Berenang Paling Baik

Digunting dari: CyberMED

Sesak napas bisa mengakibatkan kerja otot-otot saluran napas tidak seimbang satu sama lain. Untuk menguatkan dan menyeimbangkannya, pengidap asma disarankan untuk berolahraga.

Dr. Fachrial Harahap. Sp.S, perumus metode dan gerakan Senam Asma Indonesia menyatakan, olahraga yang cocok bagi penderita asma adalah senam asma dan berenang, terutama di air yang hangat. Hal ini mampu mencegah saluran napas menjadi kering dan teriritasi. Kelembaban udara di atas permukaan air umumnya cukup tinggi, mencapai 94 persen, sehingga bisa mencegah penguapan (water loss) dari paru-paru.

Berenang, menurut Fachrial, adalah kombinasi dari olahraga cepat yang butuh energi tinggi dan olahraga ketahanan yang butuh energi rendah. Posisi tubuh saat berenang memungkinkan beban sirkulasi paru berkurang. Tekanan di dalama air dapat mengontrol irama pernapasan. Misty Hyman, perenang asal Phoenix, Amerika Serikat, yang meraih medali emas dalam Olimpiade Sydney 2000 adalah pengidap asma.

Joging sangat tidak diizinkan karena mudah sekali mencetuskan serangan. Ini adalah jenis olahraga yang membutuhkan energi ekstra, padahal otot-otot di saluran pernapasan para pengidap asma tidak memungkinkan untuk mengikuti ritme olahraga dengan energi tinggi. Olahraga lain yang tidak disarankan adalah lari termasuk tenis, bulutangkis, sepakbola, treadmil, dan bersepeda.

Senam asma bermanfaat untuk melatih otot-otot pernapasan agar lentur dan kuat. Bila otot-otot ini terlatih, pengidap tak akan mengalami keadaan yang payah bila menghadapi serangan. Sebaliknya penderita akan mampu mengontrol penyakitnya dengan baik. Dengan senam asma, pengidap juga akan terlatih bernapas dengan benar, mudah batuk dan mengeluarkan dahak, stamina fisik pun makin baik.

Senam asma sebaiknya dilakukan secara teratur dan sesuai petunjuk. Bila tidak, justru yang terjadi sebaliknya. Serangan bisa bertambah berat dan bisa timbul pneumo-toraks atau kempes paru.

Untuk mencapai hasil efektif, penderita mesti bersenam sebanyak 3-4 kali seminggu. Tiap kali senam cukup 30 menit, termasuk pemanasan dan pendinginan. "Mereka yang sudah terlatih bisa melakukan hingga 50-60 menit. Hasilnya akan tampak dalam 6-8 minggu," katanya.

Senam tidak boleh dilakukan bila penderita sedang kena serangan, kondisi kesehatannya menurun misalnya karena flu, kurang tidur atau baru sembuh dari sakit. Penderita gagal jantung yang juga pengidap asma tidak diizinkan bersenam asma.

Akan lebih efektif lagi bila melakukan senam asma di pantai. Udara pantai yang bersih bisa mengurangi serangan sekaligus melatih otot-otot saluran pernapasan. Pegunungan juga berudara bersih, tetapi kurang baik bagi pengidap asma karena dingin dan bisa memicu serangan.

Popular posts from this blog

Aduh, Bu! Jangan Depresi

Digunting dari: Majalah Ayahbunda Perilaku anti-sosial pada anak cenderung meningkat. Terutama gara-gara ibunya mengalami depresi. Gawat, nih! Fenomena yang patut diwaspadai ini dilaporkan dalam Archives of General Psychiatry edisi Februari 2005. Riset dilakukan tim peneliti pimpinan Julia Kim-Cohem, Ph.D., dari King's College London, Inggris, terhadap 1.116 pasangan anak kembar di wilayah England dan Wales. Perilaku anti-sosial tersebut antara lain, kebiasaan berbohong, mencuri, dan agresif secara fisik terhadap orang lain, baik teman sebaya maupun orang dewasa. Kehilangan Contoh Sikap Dalam artikel Mother's Depression Tied to Child's Behaviour Problems yang dimuat Reuters Health, Februari 2005, disebutkan depresi yang dialami ibu, dapat memicu timbulnya masalah perilaku yang serius pada dirinya sendiri maupun anak-anaknya. Depresi ini akan mengganggu fungsi dan peran alami atau sifat nature dari seorang ibu, yakni mengasuh dan memelihara (nurture) anak-anaknya. Akibatnya...

Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)

Digunting dari: womenshealthchannel Overview Though once valid, the belief that women who have delivered via cesarean section (c/s) are not eligible for later vaginal delivery is no longer true. Vaginal birth after cesarean section (VBAC) has become more common as risks to mother and infant have been reduced and because of the benefits. During c/s, an incision is made in the abdominal and uterine walls, the amniotic sac (bag of waters) is ruptured, and the doctor removes the infant through this incision rather than vaginally. In certain circumstances, c/s would require a vertical incision through the abdominal and uterine walls, which was more prone to tearing during subsequent deliveries than the scar left by the current technique of a low transverse (horizontal) incision. Incidence and Prevalence Approximately one million births (24%) in the United States are by c/s, and repeat cesareans account for one-third of these. According to the World Health Organization, a rate of 10% to 1...